BAB I
PEBDAHULUAN
A. Latar
belakang
Tumbuhan yang hidup disekitar kita memiliki kandungan kimia
yang unk. Kimia bahan alam yang merupakan hasil dari metabolisme sekunder.
Bahan kimia yang dimaksud biasanya di kunakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya
dalam bidang farmasi. Salah satu kelompok senyawa yang banyak memberikan
manfaat bagi manusia adalah polifenol. Senyawa yng termasuk kedalam polifenol
ini adalah semua senyawa yang memiliki struktur dasar berupa fenol. Fenol
sendiri merupkan struktur yang terbentuk dari benzena tersubtitusi dengan gugus
–OH. Gugus –OH yang terkandung merupakan aktivator
yang kuat dalam reaksi subtitusi aromatik elektrofilik.
Polifenol dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan unit basanya antara lain
Asam Galia, Asam Sinamat, dan Flavon. Galia asam (3,4,5-trihydroxybenzoic asam), ditemukan dalam berbagai tanaman, secara luas digunakan dalam
penyamakan, pewarna tinta,
serta dalam pembuatan kertas. Selain itu, yang bagian
gallate adalah komponen kunci dari banyak makanan
dan minuman, misalnya ada dua gugus galat dalam penting polifenol, (-) - epi-gallocatechin-3-gallate
(EGCG), ini dan terkait polifenol bertanggung jawab
untuk antioksidan, anti kanker, dan
antivirus yang tepat- ikatan dari beberapa minuman
paling banyak dikonsumsi di dunia, seperti teh hijau.
Berdasarkan unit basanya asam galic merupakan senyawa
polifenol yang memiliki struktur dasar
berupa fenol. Fenol sendiri merupkan struktur yang terbentuk dari benzena
tersubtitusi dengan gugus –OH. Gugus –OH yang terkandung merupakan aktivator
yang kuat dalam reaksi subtitusi aromatik elektrofilik. Para aromatik tiga kelompok phenoxyl dari asam galat yang rentan terhadap
oksidasi dengan pembentukan hidrogen peroksida, kuinon,
dan
Semiquinones. Kami telah mengamati
pembentukan dua yang berbeda semiquinones terbentuk pada
oksidasi dari
asam galat. Di sini kita telah menyelidiki sifat dua yang
berbeda radikal.
Jenis-jenis diatas akan dibahas dalam makalah ini.
Selain itu juga makalah ini juga akan membahas salah satu contoh senyawa
polifenol yang ada didalam teh yang sering kita konsumsi. Senyawa yang dimaksud
antara lain epicatechin dan epigallocatechin. Senyawa ini akan dibahas tentang
reaksi oksidasi
dan biosintesis dari turunan epigallocatechin yang berupa senyawa
Epigallocatechin gallate (EGCG). Kerena polifenol banyak dimanfaatkan oleh
manusia dan sebagian telah diproduksi dengan cara disintesis secara industri
sebagai obat.
B. Masalah
Berdasarkan latar belakangkang tersebut, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut “Apakah senyawa asam galat menghasilkan
radikal bebas?”.
C. Tujuan
Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah senyawa asam galat menghasilkan
radikal bebas dan pengaruh senyawa radikal bebas terhadap kesehatan.
D. Manfaat
penelitian
Manfaat yang penulis harapkan dari makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan
dapat dijadikan sumber informasi tentang senyawa asam gallic.
2. Memberikan
informasi tentang sumber dan pembentukan senyawa radikal bebas.
3. Dapat
dijadikan refrensi untuk melakukan penelitian yang sejenis ataupun lainnya
dalam upaya meningkatan ilmu pengetahuan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Radikal Bebas Yang
Dihasikan Dari Oksidasi Gallic
Radikal bebas adalah
molekul yang kehilangan satu buah elektron dari pasangan
elektron bebasnya, atau
merupakan hasil pemisahan homolitik suatu ikatan kovalen. Elektron memerlukan pasangan untuk
menyeimbangkan nilai spinnya, sehingga molekul radikal menjadi tidak
stabil dan mudah sekali bereaksi dengan molekul lain, membentuk radikal baru.
Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh dan faktor eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra
violet, zat pemicu
radikal dalam makanan dan polutan lain. Penyakit yang disebabkan oleh radikal
bebas bersifat kronis, yaitu dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit
tersebut menjadi nyata. Contoh penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal
bebas adalah serangan jantung,kanker, katarak dan menurunnya fungsi ginjal. Untuk mencegah
atau mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas diperlukan antioksidan.
Tubuh
manusia dapat menetralisir radikal bebas ini, hanya saja bila jumlahnya
berlebihan, maka kemampuan untuk menetralisirnya akan semakin berkurang.
Merokok, misalnya, adalah kegiatan yang secara sengaja memasukkan berbagai
jenis zat berbahaya yang dapat meningkatkan jumlah radikal bebas ke dalam
tubuh. Tubuh manusia didesain untuk menerima asupan yang bersifat alamiah,
sehingga bila menerima masukan seperi asap rokok, akan berusaha untuk
mengeluarkan berbagai racun kimiawi ini dari tubuh melalui proses metabolisme tetapi proses metabolisme ini pun sebenarnya
menghasilkan radikal bebas. Pada intinya, kegiatan merokok sama sekali tidak
berguna bagi tubuh, walau pun dapat ditemui perokok yang berusia panjang.
Radikal bebas yang mengambil elektron dari sel tubuh manusia dapat
menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga terjadi mutasi. Bila perubahan DNA ini terjadi bertahun-tahun,
maka dapat menjadi penyakit kanker. Tubuh manusia, sesungguhnya dapat
menghasilkan antioksidan tetapi jumlahnya
sering sekali tidak cukup untuk menetralkan radikal bebas yang masuk ke dalam
tubuh. Atau sering sekali, zat pemicu yang diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan
antioksidan tidak cukup dikonsumsi. Sebagai contoh, tubuh
manusia dapat menghasilkan Glutathione, salah satu antioksidan yang sangat kuat, hanya saja, tubuh
memerlukan asupan vitamin C sebesar 1.000 mg
untuk memicu tubuh menghasilkan glutahione ini. Keseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas menjadi kunci utama
pencegahan stres
oksidatif dan penyakit-penyakit kronis yang dihasilkannya.
Efek oksidatif radikal bebas dapat menyebabkan peradangan dan penuaan
dini. Lipid yang seharusnya menjaga kulit agar tetap segar berubah menjadi
lipid peroksida karena bereaksi dengan radikal bebas sehingga mempercepat
penuaan. Kanker pun disebabkan oleh oksigen reaktif yang intinya memacu zat
karsinogenik, sebagai faktor utama kanker. Selain itu, oksigen reaktif dapat
meningkatkan kadar LDL (low density lipoprotein) yang kemudian menjadi penyebab
penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Akibatnya timbullah
atherosklerosis atau lebih dikenal dengan penyakit jantung koroner. Di samping
itu penurunan suplai darah atau ischemic karena penyumbatan pembuluh darah
serta Parkinson yang diderita Muhammad Ali menurut patologi juga dikarenakan
radikal bebas.
Salah satu kelompok senyawa yang banyak memberikan manfaat bagi manusia
adalah polifenol. Senyawa yng termasuk kedalam polifenol ini adalah semua
senyawa yang memiliki struktur dasar berupa fenol. Fenol sendiri merupakan
struktur yang terbentuk dari benzena tersubtitusi dengan gugus –OH. Gugus –OH
yang terkandung merupakan aktivator yang kuat dalam reaksi subtitusi aromatik
elektrofilik Polifenol dapat diklasifikasikan menjadi beberpa jenis berdasarkan
unit basanya antara lain Asam Galia,
Asam Sinamat, dan Flavon. Selain itu senyawa-senyawa polifenol jika berdasarkan
komponen penyusun fenolnya dapaat dibagi menjadi Fenol, pyrocatechol,
pirogallol, resorsinol, floroglucinol, dan hidroquinon. Salah satu contoh
senyawa polifenol yang ada didalam teh yang sering kita konsumsi. Senyawa yang
dimaksud antara lain epicatechin dan epigallocatechin. Senyawa ini akan dibahas
tentang reaksi oksidasi dan biosintesis dari turunan epigallocatechin yang
berupa senyawa Epigallocatechin gallate (EGCG). Kerena polifenol banyak
dimanfaatkan oleh manusia dan sebagian telah diproduksi dengan cara disintesis
secara industri sebagai obat.
Berdasarkan unit basanya asam galic merupakan senyawa polifenol yang memiliki struktur dasar berupa fenol.
Fenol sendiri merupkan struktur yang terbentuk dari benzena tersubtitusi dengan
gugus –OH. Gugus –OH yang terkandung merupakan aktivator yang kuat dalam reaksi
subtitusi aromatik elektrofilik. Para aromatik tiga phenoxyl groups of gallic
acid are prone to oxidation kelompok phenoxyl dari asam galat yang rentan
terhadap oksidasi with the formation of hydrogen peroxide, quinones, and dengan
pembentukan hidrogen peroksida, kuinon, dan semiquinones [ 4 ]. Semiquinones.
Polifenol jika diklasifikasikan berdasarkan unit basanya di bagi menjadi
kelompok 3 kelompok besar yaitu asam galic, polivenol, Flavon, asam sinamat dan
berdasarkan subkomponen fenoliknya yaitu fenol, Pyrocatechol, Pyrogallol,
Resorsinol, Floroglucinol, dan Hidroquinon.
1. Asam
Galic
Senyawa
ini memiliki struktur benzen yang tersubtitusi dengan 3 gugus –OH dan satu
gugus Karboksilat. Contohnya seperti jenis hydrolysable tannins yang merupakan
jenis tanin yang dapat larut di dalam air membentuk asam gallic dan asam
protocatechuic dan gula. Contoh jenis ini adalah gallotanin.
Senyawa
ini tidak terlalu berperan didalam tumbuhan tetapi cukup memberikan sumbangan
manfaat bagi manusia khususnya dalam bidang kesehatan. Senyawa jenis ini telah
diteliti dapat menghamba tumor, antivirus, anti oksidasi, anti deabetes dan
anti cacing.
2. Flavon.
Jenis
polifenol ini yang apaling banyak terdapat dialam. Senyawa ini juga termasuk
flavonoid yang telah dibahas dalam makalah bab yang lain. Contoh senyawa ini
adalah epicatechin dan epigalocatechin, senyawa ini terkandung di dalam teh
yang memiliki fungsi sebagai antioksidan.
3. Asam
sinamat
Salah
satu contoh jenis ini dalah lignin. Lignin banyak terdapat pada tumbuhan
sebagai memiliki struktur kompleks dan berat molekul lebih dari 10.000. monomer
paga lignin disebut monolignols.
4. Fenol
Senyawa
ini mememiliki subkomponen berupa fenol yang tersusun dari benzen tersubtitusi
dengan gugus –OH. Salah satu contohnya adalah capsaisin, yang merupakan zat
pedas pada cabe. Senyawaa ini memiliki subkomponen fenol dan terdapat amina
didalamnya.
5. Pyrocatechol
Senyawa
ini memiliki subkomponen dengan benzena yang tersubtitusi 2 gugus –OH secara
Orto. Contoh senyawa ini adalah quercetin dan catechin. Kedua senyawa ini
terdapat dalam buah apel dan daun teh, masing-masing senyawa memiliki dapat
digunakan sebagai antioksidan.
6. Pyrogallol
Senyawa
ini memiliki fenolik berupa benzen tersubtitusi dengan 3 gugus –OH yang
berurutan. Contoh senyawa ini adalah myrecetin dan gallocatechins ( EGCG ).
Senyawa ini terkandung dalam buah anggur dan daun teh. Myrecetin dapat dipakai
sebagai penurun kolestrol darah sedangkan EGCG dapat digunakan sebagai
antioksidan dan penangkal radikal bebas
7. Resorsinol
Senyawa
ini memiliki subkomponen fenol berupa benzen yang tersubtitusi debgan 2 gugu
–OH yang terletak secara meta. Contoh dari senyawa ini adalah Resveratrol,
senyawa ini meiliki fungsi sebagai penghambat penuaan, antikanker dan obat
penyakit kulit, tetpai senyawa ini belum diteliti pada manusia sehingga yang di
sebutkan tadi hanya berlaku pada beberapa jenis hewan saja.
8. Floroglucinol
Senyawa
berikut memiliki phenol yang terdiri dari tiga subtituen OH yang terletak
secara selang-seling.
9. Hidroquinon
Polifenol
jenis ini berbeda dengan yang alain dalam hal aktivitasnya dalam tubuh. Senyawa
yang mengandung subkomponen ini dapat menyebabkan kanker sedangkan polifenol
yang lain dapat berfungsi sebagai antikanker. Senyawa jenis ini memiliki fenol
berupa benzen yang tersubtitusi dengan dua gugus –OH yang terletak pada possisi
para. Contoh senyawa ini berupa glikosida yaitu arbutin.
Reaksi yang terjadi
pada polifenol biasanya terjadi pada gugus –OH yang terdapat di dalam
molekulnya yaitu reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi ini sering digunakan pada
industri teh yang menghasilkan produk berupa teh hitam yang bahan bakunya
diperoleh dari daun the yang segar (the hijau) secara teori teh hijau
mengandung senyawa poli fenol yang berupa catechin dan EGCG. Senyawa ini jika
di oksidasi dengan enzim oksidase maka produk teh yang dihasilkan berupa teh
hitam yang tidak lagi mengandung kedua senyawa tersebut melainkan mengandung
hasil oksidasi senyawa tersebut yang berupa Theaflavin dan thearubugen.
Senyawa pada tanaman
teh banyak mengandung jenis polifenol salah satunya EGCG atau Epigallocatechin
gallat. Senyawa ini penting dalam menangkal radikal bebas yang masuk kedalam
tubuh kita sehingga banyak manusia memanfaatkannya sebagai antioksidan dengan
cara mengkonsumsi teh tiap hari. Selain dapat melakukan reaksi tersebut
polivenol juga dapat disintesis untuk digunkan sebagai obat contohnya adalah
EGCG (epiglocatechin gallat) yang bisa digunakan sebagai anti kanker.
BAB III
PEMBAHASAN
Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan satu buah elektron dari pasangan
elektron bebasnya, atau
merupakan hasil pemisahan homolitik suatu ikatan kovalen. Elektron memerlukan pasangan untuk
menyeimbangkan nilai spinnya, sehingga molekul radikal menjadi tidak
stabil dan mudah sekali bereaksi dengan molekul lain, membentuk radikal baru.
Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh dan faktor eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra
violet, zat pemicu
radikal dalam makanan dan polutan lain. Penyakit yang disebabkan oleh radikal
bebas bersifat kronis, yaitu dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit
tersebut menjadi nyata. Contoh penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal
bebas adalah serangan jantung,kanker, katarak dan menurunnya fungsi ginjal. Untuk mencegah
atau mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas diperlukan antioksidan.
Saat ini ditemukan bahwa ternyata radikal bebas berperan dalam
terjadinya berbagai penyakit. Hal ini dikarenakan radikal bebas adalah spesi
kimia yang memiliki pasangan elektron bebas di kulit terluar sehingga sangat
reaktif dan mampu bereaksi dengan protein, lipid, karbohidrat, atau DNA. Reaksi
antara radikal bebas dan molekul itu berujung pada timbulnya suatu penyakit.
Efek oksidatif radikal bebas dapat menyebabkan peradangan dan penuaan
dini. Lipid yang seharusnya menjaga kulit agar tetap segar berubah menjadi
lipid peroksida karena bereaksi dengan radikal bebas sehingga mempercepat
penuaan. Kanker pun disebabkan oleh oksigen reaktif yang intinya memacu zat
karsinogenik, sebagai faktor utama kanker. Selain itu, oksigen reaktif dapat
meningkatkan kadar LDL (low density lipoprotein) yang kemudian menjadi penyebab
penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Akibatnya timbullah
atherosklerosis atau lebih dikenal dengan penyakit jantung koroner. Di samping
itu penurunan suplai darah atau ischemic karena penyumbatan pembuluh darah
serta Parkinson yang diderita Muhammad Ali menurut patologi juga dikarenakan
radikal bebas.
Tipe radikal bebas turunan oksigen reaktif sangat signifikan dalam
tubuh. Oksigen reaktif ini mencakup superoksida (O`2), hidroksil (`OH),
peroksil (ROO`), hidrogen peroksida (H2O2), singlet oksigen (O2), oksida nitrit
(NO`), peroksinitrit (ONOO`) dan asam hipoklorit (HOCl).
Sumber radikal bebas, baik endogenus maupun eksogenus terjadi melalui
sederetan mekanisme reaksi. Yang pertama pembentukan awal radikal bebas
(inisiasi), lalu perambatan atau terbentuknya radikal baru (propagasi), dan
tahap terakhir (terminasi), yaitu pemusnahan atau pengubahan menjadi radikal
bebas stabil dan tak reaktif.
Penjelasan mengenai sumber radikal bebas endogenus ini sangat
bervariasi. Sumber endogenus dapat melewati autoksidasi, oksidasi enzimatik,
fagositosis dalam respirasi, transpor elektron di mitokondria, oksidasi ion-ion
logam transisi, atau melalui ischemic. Autoksidasi adalah senyawa yang
mengandung ikatan rangkap, hidrogen alilik, benzilik atau tersier yang rentan
terhadap oksidasi oleh udara. Contohnya lemak yang memproduksi asam butanoat,
berbau tengik setelah bereaksi dengan udara. Oksidasi enzimatik menghasilkan
oksidan asam hipoklorit. Di mana sekitar 70-90 % konsumsi O2 oleh sel fagosit
diubah menjadi superoksida dan bersama dengan `OH serta HOCl membentuk H2O2
dengan bantuan bakteri. Oksigen dalam sistem transpor elektron menerima 1
elektron membentuk superoksida. Ion logam transisi, yaitu Co dan Fe
memfasilitasi produksi singlet oksigen dan pembentukan radikal `OH melalui
reaksi Haber-Weiss: H2O2 + Fe2+ —> `OH + OH- + Fe3 +. Secara singkat, xantin
oksida selama ischemic menghasilkan superoksida dan xantin. Xantin yang
mengalami produksi lebih lanjut menyebabkan asam urat.
Sedangkan sumber eksogenus radikal bebas yakni berasal dari luar sistem
tubuh, diantaranya sinar UV. Sinar UVB merangsang melanosit memproduksi melanin
berlebihan dalam kulit, yang tidak hanya membuat kulit lebih gelap, melainkan
juga berbintik hitam. Sinar UVA merusak kulit dengan menembus lapisan basal
yang menimbulkan kerutan.
Salah satu kelompok senyawa yang banyak memberikan manfaat bagi manusia
adalah polifenol. Senyawa yng termasuk kedalam polifenol ini adalah semua
senyawa yang memiliki struktur dasar berupa fenol. Fenol sendiri merupakan
struktur yang terbentuk dari benzena tersubtitusi dengan gugus –OH. Gugus –OH
yang terkandung merupakan aktivator yang kuat dalam reaksi subtitusi aromatik
elektrofilik Polifenol dapat diklasifikasikan menjadi beberpa jenis berdasarkan
unit basanya antara lain Asam Galia,
Asam Sinamat, dan Flavon. Selain itu senyawa-senyawa polifenol jika berdasarkan
komponen penyusun fenolnya dapaat dibagi menjadi Fenol, pyrocatechol, pirogallol,
resorsinol, floroglucinol, dan hidroquinon. Salah satu contoh senyawa polifenol
yang ada didalam teh yang sering kita konsumsi. Senyawa yang dimaksud antara
lain epicatechin dan epigallocatechin. Senyawa ini akan dibahas tentang reaksi
oksidasi dan biosintesis dari turunan epigallocatechin yang berupa senyawa
Epigallocatechin gallate (EGCG). Kerena polifenol banyak dimanfaatkan oleh
manusia dan sebagian telah diproduksi dengan cara disintesis secara industri
sebagai obat.
Berdasarkan unit basanya asam galic merupakan senyawa polifenol yang memiliki struktur dasar berupa fenol.
Fenol sendiri merupkan struktur yang terbentuk dari benzena tersubtitusi dengan
gugus –OH. Gugus –OH yang terkandung merupakan aktivator yang kuat dalam reaksi
subtitusi aromatik elektrofilik. Para aromatik tiga phenoxyl groups of gallic
acid are prone to oxidation kelompok phenoxyl dari asam galat yang rentan
terhadap oksidasi with the formation of hydrogen peroxide, quinones, and dengan
pembentukan hidrogen peroksida, kuinon, dan semiquinones.
Asam galat memiliki struktur benzen yang tersubtitusi dengan 3 gugu –OH
dan satu gugus Karboksilat. Contohnya seperti jenis hydrolysable tannins yang
merupakan jenis tanin yang dapat larut di dalam air membentuk asam gallic dan
asam protocatechuic dan gula. Contoh jenis ini adalah gallotanin.
Senyawa ini tidak terlalu berperan didalam tumbuhan tetapi cukup
memberikan sumbangan manfaat bagi manusia khususnya dalam bidang kesehatan.
Senyawa jenis ini telah diteliti dapat menghamba tumor, antivirus, anti
oksidasi, anti deabetes dan anti cacing.
Reaksi yang terjadi pada polifenol biasanya terjadi pada gugus –OH yang
terdapat di dalam molekulnya yaitu reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi ini sering
digunakan pada industri teh yang menghasilkan produk berupa teh hitam yang
bahan bakunya diperoleh dari daun the yang segar (the hijau) secara teori teh
hijau mengandung senyawa poli fenol yang berupa catechin dan EGCG. Senyawa ini
jika di oksidasi dengan enzim oksidase maka produk teh yang dihasilkan berupa
teh hitam yang tidak lagi mengandung kedua senyawa tersebut melainkan
mengandung hasil oksidasi senyawa tersebut yang berupa Theaflavin dan
thearubugen.
Senyawa pada tanaman teh banyak mengandung jenis polifenol salah satunya
EGCG atau Epigallocatechin gallat. Senyawa ini penting dalam menangkal radikal
bebeas yang msuk kedalam tubuh kita sehingga banya manusia memanfaatkannya
sebagai antioksidan dengan cara mengkonsumsi teh tiap hari. Selain dapat
melakukan reaksi tersebut polivenol juga dapat disintesis untuk digunkan
sebagai obat contohnya adalah EGCG(epiglocatechin gallat) yang bisa digunakan
sebagai anti kanker.
Udara-oksidasi asam galat di dekat-pH netral pro-
duces semiquinone radikal bebas yang sudah diamati dengan spektroskopi elektron
paramagnetik (EPR), Spektrum ini muncul sebagai
doublet triplet dan kontra- sistent dengan
belahannya hyperfine oleh tiga proton memiliki
hyperfine membelah konstanta 1,00 G, 0,23 G, dan 0,28
G. Namun, saat pH meningkat menjadi klasik 01:02:01 EPR
spektrum diamati, yang konsisten dengan hyperfine
pemisahan dari dua proton yang identik.
Spektrum pada pH tinggi dengan mudah
dijelaskan oleh seorang radikal yang benar-benar deprotonated, sehingga memberikan struktur simetris dengan dua identik hidrogen.
Para belahannya hyperfine lebih besar juga
menunjukkan kepadatan spin yang lebih besar dalam cincin aromatik pada kehilangan sebuah proton fenolik kedua, seperti yang
diharapkan.
Namun, spektrum diamati pada pH yang lebih rendah memiliki tiga yang berbeda menunjukkan belahannya hyperfine unsym-an dangding struktur dengan tiga proton; spektrum dengan
Simi- Lar bentuk dari galat-derivatif
telah diamati.
PH-ketergantungan bentuk-bentuk spektral nyarankan-
gests spektrum ini disebabkan oleh spesies yang berbeda protonasi.
Jadi, di
bawah dua kondisi pH (9 dan 11) dari asam karboksilat serta fenolat-OH
dari semiquinone akan terionisasi; diusulkan struktur membangun struktur dari radikal. Para
01:02:01 pemisahan spesies yang diamati pada pH tinggi con- sistent dengan belahannya hyperfine karena dua identik cincin proton.
Namun, kami mengusulkan bahwa ketiga hidro-
membelah gen dalam spektrum yang diamati pada pH yang lebih rendah karena proton perlahan bertukar; proton ini Parti- cipating dalam ikatan hidrogen dengan oksigen di orto
dua
posisi di cincin galat. Sebuah cepat bertukar-pro ton akan
menghasilkan tidak ada belahannya hidrogen.
Namun, membelah proton ketiga
juga bisa timbul sebagai akibat dari oligi-polimerisasi. Jika pemisahan ketiga
yang diamati dalam percobaan kami antara pH 7-10 adalah
karena sebuah proton perlahan bertukar, kemudian menghasilkan
galat radikal di D 2 O harus pro- Duce spektrum EPR hanya menampilkan dua proton split- Settings sebagai proton pada karbon 2 dan 6 dari Galia bagian
tidak dapat ditukarkan.
Jadi, di D 2 O hiper- membelah baik dari kedua cincin-proton akan tetap.
spektrum EPR dari radikal bebas
dihasilkan dari oksidasi udara dari asam galat menyederhanakan dibandingkan dengan larutan berair; Para perubahan adalah
konsisten dengan hilangnya membelah dari sebuah
perlahan-lahan bertukar proton yang telah digantikan oleh deuteron, deuteron memiliki spin 1, namun nilai dari magneton nuklir deuteron hanya sekitar 15% dari
proton.
Pemisahan hyperfine karena deuterium tidak
terlihat di bawah eksperimental kami con- kondisi baik,
melainkan memanifestasikan dirinya dalam linewidth tersebut. Ketika PD
meningkat menjadi 11, spektrum EPR dari gallate radikal.
Radikal bebas yang berasal dari asam galat pada tinggi pH (atau pD) memiliki simetri seperti bahwa proton pada mobil- bons 2 dan 6 adalah identik, menghasilkan spektrum
01:02:01. Namun, pada nilai pH yang lebih rendah, perlahan
bertukar Hydron menanamkan asimetris radikal gallate dan menambahkan membelah hyperfine, mengakibatkan jelas doublet
triplet dari 01:02:01. Triplet 1:02:01 jelas dalam
doublet kembar tiga berasal dari dua belahannya yang sama, 0,28 G untuk proton perlahan-lahan bertukar dan 0,24 G untuk salah satu proton cincin, proton cincin lain yang
memiliki pemisahan 1,00 Penugasan G.
eksperimental ini hyperfine membelah berbeda dari
Hagerman, tetapi didukung oleh perhitungan
fungsional kepadatan dari Severino dkk.
Data ini menunjukkan bahwa p kedua K sebuah dari galat yang
semiquinone radikal (tidak termasuk bagian karboksil) adalah
antara sekitar 9 dan 11; p pertama K sebuah
dari radikal bebas yang berasal dari asam galat
telah ditentukan menjadi 5,0.
Untuk menentukan p K kedua
sebuah dari gal- akhir radikal bebas, kami mengumpulkan spektrum EPR dari
radikal spesies yang dihasilkan oleh
udara-oksidasi solusi gallate atas berbagai nilai pH. Pada nilai pH lebih rendah dari 10, doublet triplet diamati; ini radikal di bawah batas deteksi pada semua nilai pH > 10. Pada pH nilai lebih besar dari 10 spektrum dengan 01:02:01 Pola triplet membelah diamati, konsisten dengan
semua fenolik OH kelompok yang terionisasi.
Intensitas relatif diperoleh dengan membagi semua nilai dengan intensitas maksimum diamati untuk
masing-masing spesies. Rasio konsentrasi dua bentuk galat yang radikal
sangat berbeda. Konsentrasi sepenuhnya terionisasi
spesies hadir pada pH tertinggi (≈ 13) diperiksa adalah sekitar 1000 kali lebih besar dari radikal terprotonasi dilihat pada pH ≅ 9.
menunjukkan hilangnya spesies radikal terprotonasi di pH
10, dengan pembentukan seiring sepenuhnya terionisasi spesies.
Biasanya orang akan berharap titik isosbestic sedemikian
plot seperti yang akan terlihat dalam diagram distribusi spesies titrasi sederhana dari asam mono-lemah dengan lemah mono- dasar.
Namun, tidak ada korespondensi satu-ke-satu
konsentrasi spesies pada nilai pH <10 dibandingkan dengan pH nilai> 10; intensitas sinyal EPR dari penuh spesies terionisasi meningkat secara dramatis di lebih
alkali lingkungan.
Konsentrasi tertinggi sepenuhnya
spesies radikal terionisasi hadir pada pH tinggi (≈ 13) adalah sekitar 1000 kali lebih besar daripada spesies terionisasi
tunggal terlihat pada
pH rendah (≈ 9). Ini sinyal meningkat disebabkan sebagian untuk fakta bahwa pada pH yang lebih tinggi tingkat
disproporsionasi dari radikal semiquinone menurun. Selain itu,
sebagai pH meningkatkan laju oksidasi udara
meningkat, sehingga kurangnya korespondensi satu-ke-satu
untuk konsentrasi-
tions dari dua radikal galat yang berbeda. Dengan demikian,
kedua p K sebuah
dari gallate radikal bebas adalah
10.
Dalam sebuah studi oleh Oniki dan Takahoma oksidasi asam
galat, diusulkan bahwa spektrum EPR dari radikal
gallate diamati pada pH ≅ 10 adalah karena Cova- obligasi dipinjamkan pembentukan
dalam larutan gallate. Kami pengamatan Hydron perlahan-lahan bertukar mungkin menjelaskan sebagian
pengamatan mereka. Sebelumnya, tidak ada data
eksperimen yang tersedia untuk menentukan p K kedua sebuah dari radikal bebas yang
bersumber dari
asam galat. Namun, Jovanovic ditentukan dua p K sebuah
nilai-nilai radikal bebas berasal dari gallate metil untuk menjadi 4,4 dan 9,2 ini K p sebuah 'S untuk radikal bebas berasal dari asam galat
yang 5.0 dan 10.
Hal ini secara konsisten tenda dengan K p yang lebih rendah sebuah nilai dari dua asam
OH-kelompok pada cincin metil gallate (8,0 dan
11,6) dibandingkan asam galat (8,7 dan 12,4). Bahwa
perbedaan dalam p
K sebuah nilai dari spesies berkurang dan radikal mereka
masing-masing 0,6 dan 0,8 mencolok. Hal ini menunjukkan linier
offset dalam kerapatan elektron pada oksigen phenoxyl akan
terjadi pada bagian galat pada oksidasi hydroquinone ke semiquinone
radikal, sejajar dengan dilihat pada oksidasi
satu elektron dari para-hydroben- zoquinones.
Salah satu reaksi
oksidasi yang terkenal adalah reaksi pada industri teh hitam. Selain dapat melakukan
reaksi tersebut polivenol juga dapat disintesis untuk digunkan sebagai obat
contohnya adalah EGCG (epiglocatechin gallat) yang bisa digunakan sebagai anti
kanker.
BAB IV
RANGKUMAN
Senyawa pada tanaman teh banyak mengandung jenis polifenol salah satunya
EGCG atau Epigallocatechin gallat. Senyawa ini penting dalam menangkal radikal
bebeas yang msuk kedalam tubuh kita sehingga banya manusia memanfaatkannya
sebagai antioksidan dengan cara mengkonsumsi teh tiap hari. Selain dapat
melakukan reaksi tersebut polivenol juga dapat disintesis untuk digunkan
sebagai obat contohnya adalah EGCG(epiglocatechin gallat) yang bisa digunakan
sebagai anti kanker.
Udara-oksidasi asam galat di dekat-pH netral pro-
duces semiquinone radikal bebas yang sudah diamati dengan spektroskopi elektron
paramagnetik (EPR), Spektra EPR dari radikal bebas
dihasilkan dari oksidasi udara dari asam galat menyederhanakan dibandingkan dengan larutan berair; Para perubahan adalah
konsisten dengan hilangnya membelah dari sebuah
perlahan-lahan bertukar proton yang telah digantikan oleh deuteron, deuteron memiliki spin 1, namun nilai dari magneton nuklir deuteron hanya sekitar 15% dari
proton.
Pemisahan hyperfine karena deuterium tidak
terlihat di bawah eksperimental kami con- Kondisi baik,
melainkan memanifestasikan dirinya dalam linewidth tersebut. Ketika PD
meningkat menjadi 11, iastry EPR dari gallate radikal.
Radikal bebas yang berasal dari asam galat pada tinggi Ph (atau Pd) memiliki simetri seperti bahwa proton pada mobil- Bons 2 dan 6 adalah identik, menghasilkan spektra
01:02:01. Kami telah
menunjukkan bahwa ketiga pro- ton pemisahan
radikal gallate diamati pada Ph kisaran 7-10 Hydron perlahan bertukar;
proton ini sebagian besar kemungkinan
berpartisipasi dalam ikatan spektra dengan
dua oksigen pada posisi orto pada dering gallate dengan demikian
Membawa asimetri ke radikal. Kami menemukan kedua p K
sebuah Dari radikal bebas gallate menjadi 10.
Salah satu reaksi
oksidasi yang terkenal adalah reaksi pada iastry teh hitam. Selain dapat melakukan
reaksi tersebut polivenol juga dapat disintesis untuk digunkan sebagai obat
contohnya adalah EGCG (epiglocatechin gallat) yang digunakan sebagai anti
kanker.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
(2011) Antioksidan dan Radikal Bebas (Online). Tersedia: http://www.Antioksidan
dan Radikal bebas _ Chem-Is-Try.Org _ Situs Kimia Indonesia _.htm. (21 Juni
2011).
Eslami, Angelique C. dkk. 2010. “Free
radicals produced by the oxidation of gallic acid: An electron paramagnetic
resonance study”. Chemistry Central Journal.
Sulistiono,
Dwi Arif. 2008. Polofenol. Mataram: UNRAM.